Selasa, 15 Maret 2011

PEMANFAATAN KONSULTASI GIZI UNTUK PENINGKATAN PENYELENGGARAAN MAKANAN ANAK BALITA

(Penelitian Terbatas Pada Ibu-ibu Balita di Kelurahan Pasteur Kecamatan Sukajadi Bandung)

Penelitian ini di latar belakangi bahwa konsultasi gizi sebagai sarana peningkatan pengetahuan tentang penyelenggaraan makanan anak balita berstatus gizi kurang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengembalikan status gizi anak balita menjadi normal.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran data tentang pemanfaatan konsultasi gizi untuk peningkatan penyelenggaraan makanan anak balita, kemudian disusun dan dijelaskan serta dianalisis

Tujuan khusus mengadakan penelitian ini adalah memperoleh gambaran secara spesifik tentang:

1. Pemanfaatan konsultasi gizi oleh ibu untuk peningkatan penyelenggaraan makanan anak balita yang mengalami status gizi kurang berkaitan dengan perencanaan yang meliputi penyusunan menu sehat seimbang, pengetahuan pemilihan bahan makanan yang sehat dan pola makan sehat untuk anak balita.

2. Pemanfaatan konsultasi gizi oleh ibu untuk peningkatan penyelenggaraan makanan anak balita yang mengalami status gizi kurang berkaitan dengan pengolahan yang meliputi cara mengolah bahan makanan dan teknik memasak untuk makanan anak balita.

3. Pemanfaatan konsultasi gizi oleh ibu untuk peningkatan penyelenggaraan makanan anak balita yang mengalami status gizi kurang berkaitan dengan pemberian makanan yang meliputi cara pemberian makanan pada anak balita.

Populasi penelitian berjumlah 1066 ibu anak balita berstatus gizi kurang. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling (sampel bertujuan) sehingga diperoleh sampel berjumlah 44 anak balita berstatus gizi kurang.

Hasil penelitian menunjukkan Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan Penyelenggaraan Makanan Anak Balita berkaitan dengan perencanaan yang meliputi penyusunan menu sehat seimbang, pengetahuan pemilihan bahan makanan yang sehat dan pola makan sehat untuk anak balita berada pada kriteria cukup dengan rata-rata persentase sebesar 50% ditandai dengan cukup terampilnya ibu dalam melakukan pemilihan dalam penyusunan menu sehat seimbang, makanan pokok ,sumber protein hewani, sumber protein nabati, sayur mayur, buah-buahan, susu, pemilihan daging sapi yang berkualitas baik, pemilihan telur yang berkualitas baik, pemilihan sayuran yang berkualitas baik, persiapan bahan-bahan, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 0-1 tahun, pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 1-2 tahun, dan pemilihan pola makan sehat untuk anak balita usia 3-5 tahun

Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan Penyelenggaraan Makanan Anak Balita berkaitan dengan pengolahan yang meliputi cara mengolah bahan makanan dan teknik memasak untuk makanan anak balita berada pada kriteria rendah dengan rata-rata persentase sebesar 46% hal tersebut ditandai dengan lebih dari setengahnya ibu cukup terampil dalam menggoreng daging ayam, dan mengukus tahu. Kurang dari setengahnya ibu cukup terampil dalam mengolah beras menjadi nasi, bubur lontong, nasi goreng dan nasi kuning; mengolah telur menjadi telur rebus, telur semur, telur dadar, telur mata sapi, telur orak arik; serta memasak sayuran menjadi cah sayuran, sop sayuram, sayur bening bayam, sayur kacang merah, dan aneka soto.

Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan Penyelenggaraan Makanan Anak Balita berkaitan dengan pemberian makanan yang meliputi cara pemberian makanan pada anak balita berada pada kriteria cukup dengan rata-rata persentase sebesar 58% hal tersebut ditandai dengan lebih dari setengahnya ibu mengetahui tentang persiapan sebelum memberikan makan anak balita, cara pemberian makan anak balita, cara pemberian makan anak balita yang sedang mengalami sulit makan dan sikap menghargai anak balita pada saat memberikan makan.

Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan Penyelenggaraan Makanan Anak Balita berada pada kriteria cukup dengan rata-rata persentase 51%. Mengandung implikasi bahwa ibu harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penyelenggaraan makanan anak balita yang mengalami status gizi kurang berkaitan dengan perencanaan, pengolahan dan cara pemberian makanan dalam penyelenggaraan makanan anak balita berstatus gizi kurang, sehingga penulis merekomdasikan kepada :

1. Ibu balita untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Posyandu serta memperbanyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan penyelenggaraan makanan anak balita.

2. Kader Posyandu Agar lebih meningkatkan perhatian pada warga yang memiliki anak balita berstatus gizi kurang, dengan membantu mengarahkan ibu agar selalu melakukan konsultasi gizi dengan ahli gizi dari Puskesmas wilayah yang bertugas di Posyandu.


GanBaTTE girLz

0 UneK2: